Menikmati Sisa Pedesaan , di Cikeruh yang Hijau dan Indah
![]() |
Cikeruh ....2019 |
![]() |
Cikeruh yang indah |
Cikeruh, Desa Sayang, Jatinangor.
Ini tempat favorit saya di akhir pekan. Lokasinya di dekat asrama Brimob. Jalan
Kolonel Achmad Syam. Jalannya membujur dari utara , masuk dari Jalan Raya Jatinangor, ke selatan, keluarnya
bisa di jalan Raya Cipacing. Jalur ramai
menuju Garut.
Akhir pekan di
Jatinangor , Kabupaten
Sumedang, suasananya lumayan ramai. Karena di kawasan ini terdapat kampus
Unpad, ITB, STPDN,dan IKOPIN. Tempat
makan yang bertebaran di sekitar sini , lumayan padat pengunjung. Dengan aneka
menu , mulai dari yang ala Western, Fast
food, Oriental Food, masakan Padang,
sampai warung nasi masakan rumah
juga ada.
Perjalanan Menuju Cikeruh
Perjalanannya melewati jalan Raya
Jatinangor, memasuki jalan Achmad Syam yang menurun , sedikit berkelok kelok,
dan kurang lebar.
Di kiri kanan selain sawah dan ladang , banyak rumah kos
dan perkantoran, masjid,kios, warung, rumah makan.
Cikeruh memiliki sisa suasana pedesaan, ada sawah
yang tersisa, dan rumah-rumah penduduk yang mulai terjepit di antara
gedung-gedung rumah kost dan penginapan
serta perkantoran baru.
Tujuan saya , tempat niis (bahasa sunda) di tengah sawah, tepatnya
di dekat Panti Asuhan Riyadlul Jannah.
Masuknya lewat Kantor Perusahaan Susu Sapi Perah segar Eka Putra Jaya. Masuk
sedikit, melok kiri.... akan ketemu dengan perumahan Lumbung Indah.
![]() |
sawah dan ladang sayuran /palawija di Cikeruh, foto 2019 |
Dulunya di sini murni areal
persawahan. Selain sawah ada juga tanaman sayuran (tomat, cabai, sawi dan lain sebagainya silih berganti) dan atau jagung. Beberapa kapling ditanami
rumput pakan sapi. Yang mirip pohon tebu. Karena dulunya di sini ada
peternakan sapi perah. Sayangnya sejak 2018 kandang sapinya sudah dipindahkan.
![]() |
Tanaman Pakan Ternak Sapi, menyerupai tebu, di kawasan Blok Lumbung, Desa Sayang, Cikeruh, Jatinangor 2015 . |
Kandang Ternak Sapi Perah ,sebelum dipindahkan milik Eka Putra Jaya, di kawasan Blok Lumbung, Desa Sayang, Cikeruh, Jatinangor 2015 |
Saat berada di sini ,di
kejauhan tampak gunung Geulis yang mulai menggundul.
Sebetulnya kurang cocok disebut Gunung
Geulis. Pantasnya Bukit . Karena tidak terlalu tinggi. Masih membentang sawah dan kebun.
Esok lusa, masa depan, entahlah.
Sebetulnya sawah dan ladang ini sangat indah jika terus dipertahankan. Menyaksikan
bebukitan muloai dikeruk dan menggundul, apalagi tahun ini kemarau amat
panjang, prihatin juga rasanya.
Menikmati semilir angin,
suasana pedesaan , memetik buah
pepaya. Menyirami bebungaan dan pohon-pohon yang baru ditanam.
Tahun 2019, kemarau tak disangka
begitu panjang. Saat saya menulis ini ,
bulan oktober 2019, musim hujan belum juga turun. Sejak bulan Juni kemarau
sudah mengeringkan tatar Priangan ini.
Siang itu saya melepas pandangan
ke semua arah. Dan saat menyaksikan para petani atau mungkin buruh tani yang
penuh kesabaran mengurusi sawah, miris juga.
Dulu Cikeruh ini hamparan daerah
persawahan yang sangat luas, membentang dari Jatonangor, Racaekek,Tanjungsari,
Cipacing. Sejak dipindahkannya sebagian kampus Unpad tahun 1980an, perlahan
sawah dan kebunnya berubah menjadi rumah-rumah
kos .
Saya merekam kawasan cantik ini
dalam gambar. Sejak tanah peninggalan ayah saya (alm) mulai dikelola akhir tahun
2014. Tadinya kapling ini berupa cerukan
yang dipenuhi rumput pakan ternak sapi yang mirip tanaman tebu. Lumayan
dalam dan berlumpur. Ada kotoran sapi juga yang rupanya dibuang di tanah
peninggalan ayah saya ini.
Bangunan tempat saya memotret ini juga dulunya seperti balong yang berisi tanaman pakan sapi.
Membutuhkan beberapa truk tanah dan pasir untuk mengurugnya. Saya dan
keluarga memilih untuk menjadikan bangunan kecil dengan lahan terbuka yang jauh lebih luas, yang rimbun dikelilingi
pepohonan produktif (buah-buahan) dan bebungaan.
Perkembangan di sekitarnya, dari
kebun , sawah dan lahan terbuka, mulai berubah. Tadinya ada kandang sapi,
berubah tidak ada.
Tadinya lahan terbuka, hanya ada
panti asuhan dan panti wredha saja, kini
mulai bertumbuhan rumah-rumah type kecil
(Perumahan Lumbung Indah).


Kawasan ini bernama Blok Lumbung,
berada di belakang asrama Brimob. Memang cocok disebut blok Lumbung, karena di
sini menjadi lumbung beras yang subur. Sawah subur yang tak pernah kering, dengan
latar belakang indah Gunung (Bukit) Geulis. Air yang mengalir dari sungai
Cikeruh dibelokkan untuk saluran irigasi.
Di bangunan kecil yang kami
bangun Januari 2015 , saya bisa menatap
pesona Cikeruh, Blok Lumbung yang indah ini. Merekamnya dalam foto. Suatu saat
jika keadaan berubah, masih ada kenangan yang tersisa.
Tentang pesona sawah dan lumbung
yang subur. Dimana kerbau-kerbau
wara-wiri, burung dan unggas sawah ramai, serta itik-itik bermain riang.
Saya masih duduk di sini memuja
keindahan ciptaanNya.
Nantinya tempat ini semacam untuk rumah kebun dan
taman ini untuk pertemuan keluarga,
villa berlibur atau untuk belajar bareng dan hal-hal positif lainnya.
Makan Siang di Rumah Makan Sunda Cibiuk
Pulangnya saya dan keluarga akan
mampir di rumah makan favorit kami. Cibiuk. Mungkin selera perut kami yang Indonesia banget, condong ke masakan Sunda, jadi pas banget
makan di sini.
Ketika kenyangpun tidak ada rasa
eneg. Berasa segar juga dengan minum
dawegan kelapa muda. Menu pilihan favorit
nasi tutug oncom yang khas Sunda banget.
![]() |
Nasi Tutug Oncom , Cibiuk Jatinangor, September 2019 |
Boleh ya cerita tentang rumah
makan Cibiuk ini. Letaknya tak jauh dari Mall Jatos , Jatinangor. Memiliki
lahan parkir yang luas, jadi tidak bikin
susah nih untuk yang bawa kendaraan. Di sampingnya ada cafe makanan ala anak muda. Tapi karena kami ingin makan siang yang khas Sunda, tetap memilih Cibiuknya.
Begitu masuk kita bisa memilih meja kursi mana saja. Atau
kalau di bawah penuh bisa naik ke mezanin atas, di mana tersedia meja kursi juga. Interiornya didominasi dengan nuansa bambu dan rotan, jadi kesan natural dan pedesaannya kuat.
![]() |
RM Cibiuk, September 2019 , diLantai atas/ balkon/mezanin |
![]() |
RM Cibiuk dilihat dari balkon atas. 2019 |
Kalau ke arah belakang ada tempat lesehan yang nyaman juga. Di pojok belakang
ada mushola . Biasanya kami sekeluarga suka ikutan shalat di sini . Lalu
menikmati santap siang.
Nah makanan yang jadi favorit
saya, nasi timbel atau nasi tutug oncom. Sekali sekali juga saya pesan nasi
lengkap, tapi nasinya nasi beras merah. Biasanya ada ikan asin jambal roti, ayam
goreng (boleh juga pilih yang dibakar), tahu tempe goreng, dan cimplung. Cimplung
ini perkedel yang gurih terbuat dari singkong..
Yang spesialnya juga sayur asem
Sunda,... asam, gurih, dan segaaar. Lalaban juga tersedia , hanya saja kalau
mau lebih, bisa mengambil lalaban dan sambal tambahan di saung yang disediakan,
namun kalau tidak salah dicharge lagi.
![]() |
Nasi Merah , komplit dengan tahu tempe ayam jambal roti dan cimplung, sayur asem dan Sambal Cibiuk..... yang harum kemangi dan segar dengan tomat hijau, foto september 2019 |
Rumah makan ala Sunda Cibiuk ini
terkenal dengan sambal uleg dadak yang dihidangkan di coet kecil (cobek ) , dengan potongan tomat
hijau yang digeprek sedikit.
Untuk yang habit makannya tidak terlalu
banyak, kalau pesan bisa minta dikurangi saja nasinya. Tapi harga tetap sama.
Sesekali kalau mau tambahan bisa pesan tumisan sayuran, atau ikan bakar
misalnya, dan semua hidangan serba Sunda lengkap.
![]() |
Nasi Timbel..eh nasi merah dibungkus daun, plus lauk pauknya |
Saya pribadi cukup beli nasi
timbel komplit juga sudah sangat kenyang. Smothies, jus buah dan segar-segaran
lain juga ada. Menurut pendapat saya yang paling pas adalah minum air kelapa
segar. Dawegan istilahnya. Buah kelapa muda yang langsung dibuka atasnya. Karena minuman ini berkhasiat untuk
kesehatan selain juga untuk menambah stamina.
Teh tubruk panas disediakan untuk
melengkapi hidangan. Tidak ditarik bayaran lagi, alias gratis. Belakangan banyak
sekali rumah makan dan kantin yang menetapkan bayaran untuk segelas teh tawar
dan air putih saja. Saya suka dengan rumah makan yang menyiapkan minum
gratisnya.
Usai makan siang , seperti biasa
kami pulang melewati jalan Bandung Timur yang
penuh kemacetan.
Nikmati saja,
memang begini kota Bandung dan kabupaten Bandung , atau Bandung Raya dan
sekitarnya. Setiap akhir pekan selalu diserbu wisatawan lokal.
![]() |
Lalu Lintas Cileunyi, perjalanan pulang dari Cikeruh Jatinangor. Foto 2019. |
![]() |
Lalu Lintas Cileunyi, perjalanan pulang dari Cikeruh Jatinangor. Foto 2019. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar