Selasa, 15 Oktober 2019

Akhir Pekan di kehijauan Cikeruh, Jatinangor, Makan Enak di Rumah Makan Cibiuk Jatinangor


Menikmati Sisa Pedesaan , di Cikeruh yang Hijau dan Indah

Cikeruh ....2019 


Cikeruh yang indah 


Cikeruh, Desa Sayang, Jatinangor. Ini tempat favorit saya di akhir pekan. Lokasinya di dekat asrama Brimob. Jalan Kolonel  Achmad Syam.   Jalannya membujur dari utara , masuk dari  Jalan Raya Jatinangor, ke selatan, keluarnya bisa di jalan Raya  Cipacing. Jalur ramai menuju Garut.

Akhir pekan di  Jatinangor  , Kabupaten Sumedang,  suasananya lumayan  ramai. Karena di kawasan ini terdapat kampus Unpad, ITB, STPDN,dan  IKOPIN. Tempat makan yang bertebaran di sekitar sini , lumayan padat pengunjung. Dengan aneka menu , mulai dari yang  ala Western, Fast food, Oriental Food, masakan Padang,    sampai warung nasi  masakan rumah juga ada.

Perjalanan Menuju Cikeruh

Perjalanannya melewati jalan Raya Jatinangor, memasuki jalan Achmad Syam yang menurun , sedikit berkelok kelok, dan  kurang lebar.

Di kiri kanan  selain sawah dan ladang , banyak rumah kos dan perkantoran, masjid,kios, warung, rumah makan.

Cikeruh  memiliki sisa suasana pedesaan, ada sawah yang tersisa, dan rumah-rumah penduduk yang mulai terjepit di antara gedung-gedung rumah kost dan penginapan  serta perkantoran baru.

Tujuan saya , tempat niis (bahasa sunda) di tengah sawah, tepatnya di dekat Panti Asuhan  Riyadlul Jannah. Masuknya lewat Kantor Perusahaan Susu Sapi Perah segar Eka Putra Jaya. Masuk sedikit, melok kiri.... akan ketemu dengan perumahan Lumbung Indah.

sawah dan ladang sayuran /palawija di Cikeruh, foto 2019


Dulunya di sini murni areal persawahan. Selain sawah ada juga tanaman sayuran (tomat, cabai, sawi dan lain sebagainya silih berganti) dan atau jagung. Beberapa kapling  ditanami  rumput pakan sapi. Yang mirip pohon tebu. Karena dulunya di sini ada peternakan sapi perah. Sayangnya sejak 2018 kandang sapinya sudah dipindahkan.

Tanaman Pakan Ternak Sapi, menyerupai tebu, di kawasan Blok Lumbung, Desa Sayang, Cikeruh, Jatinangor 2015 . 

Kandang Ternak Sapi Perah ,sebelum  dipindahkan milik Eka Putra Jaya, di kawasan Blok Lumbung, Desa Sayang, Cikeruh, Jatinangor 2015



Saat berada di sini ,di kejauhan  tampak  gunung Geulis yang mulai menggundul. Sebetulnya  kurang cocok disebut Gunung Geulis. Pantasnya Bukit . Karena tidak terlalu tinggi.   Masih membentang sawah dan kebun. 

Esok lusa, masa depan, entahlah. Sebetulnya sawah dan ladang ini sangat indah jika terus dipertahankan. Menyaksikan bebukitan muloai dikeruk dan menggundul, apalagi tahun ini kemarau amat panjang, prihatin juga rasanya.

Menikmati semilir angin,  suasana pedesaan  , memetik buah pepaya. Menyirami bebungaan dan pohon-pohon yang baru ditanam.

Tahun 2019, kemarau tak disangka begitu panjang. Saat saya menulis  ini , bulan oktober 2019, musim hujan belum juga turun. Sejak bulan Juni kemarau sudah mengeringkan  tatar Priangan ini.

Siang itu saya melepas pandangan ke semua arah. Dan saat menyaksikan para petani atau mungkin buruh tani yang penuh kesabaran mengurusi sawah, miris juga. 

Dulu Cikeruh ini hamparan daerah persawahan yang sangat luas, membentang dari Jatonangor, Racaekek,Tanjungsari, Cipacing. Sejak dipindahkannya sebagian kampus Unpad tahun 1980an, perlahan sawah dan kebunnya  berubah menjadi  rumah-rumah  kos .



Saya merekam kawasan cantik ini dalam gambar. Sejak tanah peninggalan ayah saya (alm) mulai dikelola akhir tahun 2014. Tadinya kapling ini berupa cerukan  yang dipenuhi rumput pakan ternak sapi yang mirip tanaman tebu. Lumayan dalam dan berlumpur. Ada kotoran sapi juga yang rupanya dibuang di tanah peninggalan ayah saya ini.



Bangunan tempat saya memotret ini juga dulunya  seperti balong  yang berisi  tanaman pakan sapi. 

Membutuhkan beberapa truk   tanah dan pasir untuk mengurugnya. Saya dan keluarga memilih untuk menjadikan bangunan kecil dengan lahan terbuka yang jauh lebih luas, yang rimbun dikelilingi pepohonan produktif (buah-buahan) dan bebungaan.






Perkembangan di sekitarnya, dari kebun , sawah dan lahan terbuka, mulai berubah. Tadinya ada kandang sapi, berubah tidak ada.

Tadinya lahan terbuka, hanya ada panti asuhan dan panti  wredha saja, kini mulai bertumbuhan rumah-rumah  type kecil (Perumahan Lumbung Indah).


Foto tahun 2015 , tampak Riyadul Jannah , Panti Jompo, Panti Asuhan dan Masjidnya.lokasi di Blok Lumbung ,  Cikeruh, Desa Sayang , Jatinangor, Kabupaten Sumedang.



Foto yang sama dengan di atas ,  tahun 2016 , tampak  kebun pakan ternak sapinya sudah diurug, .... Riyadul Jannah , Panti Jompo, Panti Asuhan dan Masjidnya.lokasi di Blok Lumbung ,  Cikeruh, Desa Sayang , Jatinangor, Kabupaten Sumedang.




Foto lokasi  yang sama dengan 2 foto di atas....  tapi ini jepretan  2019 , dimana tidak lagi  tampak Riyadul Jannah , Panti Jompo, Panti Asuhan dan Masjidnya.  Yang ada adalah rumah baru  Perumahan Lumbung Indah , lokasi di Blok Lumbung ,  Cikeruh, Desa Sayang , Jatinangor, Kabupaten Sumedang.



Kawasan ini bernama Blok Lumbung, berada di belakang asrama Brimob. Memang cocok disebut blok Lumbung, karena di sini menjadi lumbung beras yang subur. Sawah subur yang tak pernah kering, dengan latar belakang indah Gunung (Bukit) Geulis. Air yang mengalir dari sungai Cikeruh dibelokkan untuk saluran irigasi.

Di bangunan kecil yang kami bangun Januari  2015 , saya bisa menatap pesona Cikeruh, Blok Lumbung yang indah ini. Merekamnya dalam foto. Suatu saat jika keadaan berubah, masih ada kenangan yang tersisa.

Tentang pesona sawah dan lumbung yang subur. Dimana kerbau-kerbau  wara-wiri, burung dan unggas sawah ramai, serta itik-itik bermain riang. 

Saya masih duduk di sini memuja keindahan ciptaanNya.
Nantinya  tempat ini semacam untuk rumah kebun dan taman ini  untuk pertemuan keluarga, villa berlibur atau untuk belajar bareng dan hal-hal positif lainnya.


Makan Siang di Rumah Makan Sunda Cibiuk

Pulangnya saya dan keluarga akan mampir di rumah makan favorit kami. Cibiuk. Mungkin selera  perut kami yang Indonesia banget,  condong ke masakan Sunda, jadi pas banget makan di sini.

Ketika kenyangpun tidak ada rasa eneg. Berasa segar  juga dengan minum dawegan kelapa muda. Menu pilihan favorit  nasi tutug oncom yang khas Sunda banget.

Nasi Tutug Oncom , Cibiuk Jatinangor, September 2019 


Boleh ya cerita tentang rumah makan Cibiuk ini. Letaknya tak jauh dari Mall Jatos , Jatinangor. Memiliki lahan parkir yang  luas, jadi tidak bikin susah nih untuk yang bawa kendaraan. Di sampingnya ada cafe  makanan ala anak muda. Tapi karena  kami  ingin makan siang yang khas Sunda, tetap memilih Cibiuknya. 

Begitu masuk  kita bisa memilih meja kursi mana saja. Atau kalau di bawah penuh bisa naik ke mezanin atas, di mana tersedia meja kursi  juga. Interiornya didominasi dengan nuansa bambu dan rotan, jadi kesan natural dan pedesaannya kuat. 
RM Cibiuk, September 2019 , diLantai  atas/ balkon/mezanin

RM Cibiuk dilihat dari balkon atas. 2019





Kalau ke arah belakang ada tempat lesehan yang nyaman juga. Di pojok belakang ada mushola . Biasanya kami sekeluarga suka ikutan shalat di sini . Lalu menikmati santap siang.

Nah makanan yang jadi favorit saya, nasi timbel atau nasi tutug oncom. Sekali sekali juga saya pesan nasi lengkap, tapi nasinya nasi beras merah. Biasanya ada ikan asin jambal roti, ayam goreng (boleh juga pilih yang dibakar), tahu tempe goreng, dan cimplung. Cimplung ini perkedel yang gurih terbuat dari singkong.. 

Yang spesialnya juga sayur asem Sunda,... asam, gurih, dan segaaar. Lalaban juga tersedia , hanya saja kalau mau lebih, bisa mengambil lalaban dan sambal tambahan di saung yang disediakan, namun kalau tidak salah dicharge lagi.

Nasi Merah , komplit dengan tahu tempe ayam jambal roti dan cimplung, sayur asem dan Sambal Cibiuk..... yang harum kemangi dan segar dengan tomat hijau, foto september 2019



Rumah makan ala Sunda Cibiuk ini terkenal dengan sambal uleg dadak yang dihidangkan  di coet kecil (cobek ) , dengan potongan tomat hijau yang  digeprek sedikit. 

Untuk yang habit makannya tidak terlalu banyak, kalau pesan bisa minta dikurangi saja nasinya. Tapi harga tetap sama.

Sesekali kalau mau tambahan  bisa pesan tumisan sayuran, atau ikan bakar misalnya, dan semua hidangan serba Sunda lengkap. 
Nasi Timbel..eh nasi merah  dibungkus daun, plus lauk pauknya


Saya pribadi cukup beli nasi timbel komplit juga sudah sangat kenyang. Smothies, jus buah dan segar-segaran lain juga ada. Menurut pendapat saya yang paling pas adalah minum air kelapa segar. Dawegan istilahnya. Buah kelapa muda yang langsung dibuka  atasnya. Karena minuman ini berkhasiat untuk kesehatan selain juga untuk menambah stamina.

Teh tubruk panas disediakan untuk melengkapi hidangan. Tidak ditarik bayaran  lagi, alias gratis. Belakangan banyak sekali rumah makan dan kantin yang menetapkan bayaran untuk segelas teh tawar dan air putih saja. Saya suka dengan rumah makan yang menyiapkan minum gratisnya.

Usai makan siang , seperti biasa kami pulang melewati jalan Bandung Timur yang  penuh kemacetan.  


Nikmati saja, memang begini kota Bandung dan kabupaten Bandung , atau Bandung Raya dan sekitarnya. Setiap akhir pekan selalu diserbu wisatawan lokal.

 
Lalu Lintas Cileunyi, perjalanan pulang dari Cikeruh Jatinangor. Foto 2019.

Lalu Lintas Cileunyi, perjalanan pulang dari Cikeruh Jatinangor. Foto 2019.

Lalu Lintas Cileunyi, perjalanan pulang dari Cikeruh Jatinangor. Foto 2019.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar