Sate Maranggi Hj
Yetty Cibungur Purwakarta, Maknyus , Empuk, Gurih, Sambal rawit tomat segaaar.
![]() |
Sate Maranggi Hj Yetty ..... Cibungur Purwakarta, unik , istimewa dan bikin ketagihan karena lezatnya. |
Kalau ada tempat jajan di sekitar
Purwakarta yang ingin saya balik lagi,
selain Soto Sadang,, tentunya Sate Maranggi. Ingin menyempatkan diri makan lagi di sana, karena suasananya alami, di bawah sepoi semilir angin , udara segar di ruang terbuka. Kursi-kursi yang panjang dan meja di bawah asrinya alam .Atap tanpa dinding, alias terbuka, dikitari banyak pepohonan dan kebun /hutan jati.
![]() |
Makan Siang di Sate Maranggi Hj Yetty Cibungur Purwakarta |
Sate Maranggi Hajah Yetty Cibungur Purwakarta. , Dari pintu tol Cikopo Cikampek tidak jauh. Beberapa teman juga
pernah sengaja dari Bandung naik kereta
api , turun di Purwakarta, hanya untuk makan siang di Sate Maranggi ini.
Saya memang kurang suka makan daging, tapi di sini Sate Empuk dengan
toping potongan sambal tomat kecap dan cabai , membuat saya jadi tergoda. Sate kambing,
sapi dan ayam.... Boleh pilih, hanya dengan harga 5 k satu tusuknya. Kalau mau
pakai nasi bisa juga, sebungkus 7 k. Nasinya juga unik, dibungkus pakai daun pisang.
Sebetulnya , foto-foto yang saya
pajang ini late post.
Hari itu (foto) , maaf sudah agak lama
ya, menjelang tahun 2017.Makanya saya menulis ini sambil berharap akan menyempatkan diri makan di sana lagi.
![]() |
Sate Maranggi dan Es Kelapa Muda Cibungur, Purwakarta |
Ceritanya saya dengan teman-teman baru
saja menghadiri sebuah acara di Jakarta. Biasanya kami makan di rest area dalam tol. Namun entah kenapa, mungkin karena bosan makan di rest area, teman saya bu Sasi, bu Lia dan bu Shinta tiba-tiba punya ide makan siang di
sini. Ya ampun, kebangetan saya, ternyata
hari itu pertama kali saya makan di tempat yang bikin saya suka banget
ini.
Wooooow, tempat parkirnya
luaaaas. Tempat makannya , di alam terbuka, banyak pepohonan, parkir gampang, luas, meja dan kursi yang banyak. Ini point penting lho. Apalagi kondisi perut memang kosong karena sudah jamnya makan siang.
Tadi
berangkat dari Jakarta jam 11 an.
Driver keluar pintu tol Cikopo,
melewati jalan yang kiri kanannya banyak pepohonan, entah kebun atau hutan
jati.
Turun dari mobil , kami langsung mencari sebuah meja di
tengah-tengah. Sayang sekali saya kurang banyak menjepret suasananya. Maklum perut sudah keroncongan, dan menyaksikan tamu-tamu yang sudah
duluan datang, makanannya memang bikin
kabita, itu kata orang Sunda,
Sohib saya Bu Sasi langsung pesan
sate sapi, dan kambing. Saya memilih ayam saja, yang low cholesterol. Bu Lia ,
penyuka sop buntut yang empuk dan
bumbunya terkenal enak , tidak anyir, langsung memesan sop tersebut.
Bu Shinta memilih tahu isi ,
comro, tempe mendoan. Yup, ikutan ah mencicipinya, sebelum pesanan datang. Duuuh, enak banget, renyah ,
dan gurih. Comro dan tempe mendoan kriuk serta tahu isi memang favorit saya. Apalagi
menyantapnya pakai cabai rawit hijau
yang pedas.....
Minum teh panas , sambil
ngemil gorengan, ternyata satenya sudah
datang. Cepat sekali. Dengan segepok nasi di bungkus daun, makan siang
berasa istimewa. Apalagi sambil duduk semeja dengan sohib.... Pasti tambah
seru makan siangnya.
Semakin ‘romantis’ di bawah rimbun pepohonan dan atap yang jangkung, di ruang terbuka.
Semilir angin dan suasananya sangat relaks. Ini benar jajanan ala kaki lima berkelas, yang super duper lengkap.
Ada es kepala muda dawegan, yang airnya langsung dari
buah kelapanya di siapkan, Airnya masih segar.
Rupanya setiap jenis makanan ada yang menanganinya secara cepat.
Mereka rupanya dari satu keluarga
besar, dengan bidang masing-masing. Ada bidang jus, ada bidang gorengan....dan
lain sebagainya. Termasuk yang berkeliling menjajakan gorengan dan juga jus
siap saji. Saya pilih jus buah naga..... segar dan sehat. Sebelum makan. minum jus dulu, maklum agak cemas dengan berat badan yang terus melonjak. Biar
dikenyangkan dulu dengan buah.
Tiba saatnya menyantap nasi
dengan sate ayam. Sambal kecap yang bertabur juga bawang ini rasanya enak sekali ditambah potongan
tomat segar. Makan semakin lahap, tapi harus tetap agak direm, kalau emak-emak
kan harus jaga berat badan untuk
kesehatan. Makanya harus lebih banyak buah dan lalaban serta sayuran.
Saya perhatikan juga meja-meja
yang penuh pengunjung. Pesan karedok atau lotek juga ada. Mau kupat tahu juga
bisa. Ikan bakar ada. Sayang perut kami terbatas, maunya sih mencoba semua.... Sebaiknya
next time saja saya akan mencicipi kelezatan lainnya.
Banyak juga yang beli jajanan untuk dibawa pulang. Teman saya memilih
membungkus sate dan asinan yang segar. Buah potong untuk camilan di jalan juga menyehatkan.
Kuliner istimewa ini sudah ada sejak tahun 1980an. Dulu-dulu tidak
sebesar dan seluas ini. Mungkin karena pelayananya yang cepat, makannnya enak,
jadi terus berkembang. Dekat juga lokasinya dengan stasiun kereta.
Untuk mereka yang mau menunaikan shalat, disiapkan juga mushola dan kamar kecil yang bersih. Untuk yang mau beli
pakaian , souvenir, oleh oleh keramik
Plered, juga ada tokonya. Lengkap kan.
Jadi kangen ingin wisata kuliner
lagi di sini.
Betul , kenyangnya makan siang di sini, puas rasanya. Tidak eneg, dan selera Indonesianya pas untuk saya dan teman-teman. Juga pelayanan saat bayar di kasir , juga cepat. Konsumen tuh ternyata suka banget dengan pelayanan yang ramah dan cepat.
Rencananya , mau naik kereta api saja dari Bandung. Terus baliknya bisa pakai bus.
Sambil beli sate yang banyak dan
gorengan spesialnya.
![]() |
Sayang jepretan saya buruk sekali, padahal aslinya toko souvenirnya cakeeep. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar